Selasa, 10 Agustus 2010

Sudah Dengan Cinta



Lima sendok kopi dua sendok gula
Larut bersama panasnya air yang terkucur dari galon aqua
Ku aduk mesra
Berharap mendapat keajaiban rasa

Bimbang...
Tapi segera kusuguhkan untuk lelaki multiguna
Temanku merangkai puisi di Teracotta

Sejenak jatung ini berdetak sangat kencang
Seperti genderang hendak perang
Ketika logam mungil mendarat di indra perasa paling indah seantero jagad raya
Kucoba menelisik mencari makna pengexpresi rasa
Kau tersenyum padaku
Benar ... kau tersenyum padaku
Tapi tak seindah biasa

Sabtu, 10 Juli 2010

LEMBAYUNG SENJA : Wanita dari Masa Lalu

episode lalu

Long distance, ternyata tak seberat yang Nay sangka. Kepercayaan dan kejujuran, itulah pondasi utamanya. 2 bulan terlewati sudah, tanpa ada sedikitpun masaLah. Dimas kembali ke Semarang untuk menuntaskan urusannya dengan sebuah Akademi yang telah memberi embel² Sarjana di belakang namanya. Tapi bukan berarti mereka bisa meLahap habis rindu yang menumpuk berbulan². Karena sekarang Nay Lah yang tidak sedang berada di Semarang. Nay sekarang bekerja di salah satu perusahaan swasta di Salatiga. Pastilah sangat melelahkan jika harus boLak-balik Semarang-Salatiga setiap hari, maka di ambiL aLternatif untuk Nay tinggal bersama saudaranya yang di Salatiga. 

“shet...shet..shet....”, amuk Dimas sendirian.
“kowe kie ngopo tho Maz?” sahut Irfa’i temen sekamarnya.
“SarmiLa pa’....ngelingna aku nang Nita.”
“Nay maksudmu?”, sergah Irfa'i.
“Sarmila sijine, sing aku kenal lewat awakmu..”
“ wisLah Maz, kowe ra usah neko², wiz ana Nay, jaga hatimu buat dia..” berusaha mengingatkan sohibnya seraya menghentikan petikan gitarnya.
"iya, tapi tetap g iso ku pungkiri, aku suka ma sarmila, senyumnya, cara bicaranya, matanya, itu mirip banget sama Nita. kamu tau kan aku sebenarnya masih mencintai Nita, cuma dia Lebih memilih Lelaki yang sudah mapan ketimbang aku..."sembari menerawang masa lalu yang sangat menyakitkan. Irfa'i cuma menghela nafas sembari memandang iba.
"besuk aku bakal ngajak Sarmila di perayaan wisudaku.."
"lho, Nay mo kamu taruh dimana? inget, dia pacar syahmu..."
"Jiach,, sejak kapan ada pacar syah? nikah tuh baru syah.Lagian aku dah paham jam kerja Nay. sabtu depan Nay ada Lembur."
"Okelah Mas, aku cuma ngingetin. Jaga perasaan mereka.." sambil berlalu keluar.
Kembali Dimas uring²an sendiri, hati kecilnya tak ingin menghianati Nay, Dimas keluar kamar,menggaruk² otaknya yang gatal. Tegakah ia mempermainkan hati cewek² yang disayanginya.
"ah, toh cuma ngajakin temen biasa, tinggal minta izin Nay dan meyakinkannya bahwa tidak ada maksud lain..." batin Dimas mendamaikan kutu² di otaknya. Diambilnya handphone Nokia 1112, handphone kenangan bersama Nita, tik..tik..tik, Dimas muLai memencet sebuah nomor untuk melancarkan aksi nekatnya. tuuuut...tuuuuut....
"hallo, assalamu'alaikum..."sahutnya dari seberang sana, menggetarkan batin Dimas.
"wa'alaikum salam adik, lagi ngapain nich?"basa basi yang tak pernah basi bagi mereka. bla bla bla, entah ngobrol mpe mana.
"oya dik, sabtu besuk ka' mo ada syukuran di honey caffe, adik tetap gbisa nemenin?"
"maaf ka',adik gbisa. kan adik dah bilang kemaren..."
"ywdah, tapi ka' ngajak temen boleh ya?"
"siapa?"
"Sarmila, temen lama, kemaren ketemu di bis. boleh ya?"
"emm, boleh c.. tapi dengan syarat, ka' harus ngirimin adik foto² perayaan itu..
"sipp... makasih sayank, Luph u..."
tuuut..tuut..tuut...

"yes, Nay sudah mengijinkan, sekarang tinggal kesanggupanSarmila."
kembali Dimas memencet² tombol HaPenya, sesaat kemudia....
"ya hallo........"
"haloo Sarmila, sabtu besuk ada acara ga? ikut ngramein acaraku yukz, bisa ya?"
"em,gimana ya maz? ya emang gda acara sih, tapi apa maz ga ngajakin pacar?"
"Sarmila, berfikirlah, di acaraku, aku berani ngajakin kamu, artinya apa?"dia biarkan sarmila berfikir sendiri, supaya dia tak perlu berbohong.
"iya deh maz, Mila usahain bisa ikut"
"nah, gitu dunk. makasih ya MiLa..."
tuuutt......

Hari perayaan itupun datang. Para penghuni Trinity cost mulai sibuk menyiapkan diri untuk menyerbu honey cafe.
"Rid, aku pake motormu ya?" teriak Dimas pada Farid teman sekostnya.
"ya, pake aja, ntar aku ma Ir'fai.." sahut Farid dari kamarnya.
"ya udah, aku njemput Sarmila duLu, kaLian nunggu di depangang sana , OK?"
"siipppLah..." jawab anak² Trinity cost serempak.
Dimas meLuncur ke kost SarmiLa dan menyusuL teman²nya segera.

Pesta dimuLai, tak Lupa gondronk tetap mengingat Nay, Lewat smz dia bercerita, tentang pesta juga cewek pendampingnya. Tak ada curiga sedikitpun dihati Nay. Jam 15.30 Nay puLang dari tempat kerjanya, Mereka pun mengakhiri pesta. Guratan puas serta was² sedikit menyeLimuti wajah Dimas. Puas karena Telah berhasiL mencabangkan rasanya. Dan was² tentang keLanjutan kisah cinta mereka.
"ah, yang penting aku bahagia...."batin Dimas.
Sejak persetujuan SarmiLa di perayaan wisudanya, Dimas muLai berani menggodanya, muLai berani smz romantis kepadanya, muLai berani memanggiL sayang meski Nay-Lah pendamping hatinya. Cabang cintanya muLai berkembang meski Nay-Lah yang utama.

Bersambung..

Jumat, 11 Juni 2010

Membunuh Rasa Itu

Pagi ini langit mendung. Matahari yang biasa membukakan cakrawala dunia denga keanggunan cahayanya dam membagigan serbuk semangatbagi semua penikmatnya, kali ini pun tertutup awan seolah malas menampakkan pesonanya.

Tak beda dengan Nida, gadis berusia 25th, lulusan Akutansi dari Universitas terkemuka di Indonesia yang sekarang bekerja sebagai salah satu staf di sebuah Perusahaan swasta. Dia benar-benar terlena. Jam beker yang setia membangunkannya tak lagi digubrisnya. Detik demi detik bertambah menjadi menit, dan berubah menjadi jam. Pukul 06.44, getar HaPe yang disimpan dibawah bantal itu berhasil menyadarkan mimpinya.
"hah,,, jam Jam 7 kurang 15 menit,, bullshit. Bakal terlambat nich". Gerutunya setanya bangkit dan berlari ke kamar mandi dengan meninggalkan 1 pesan penyelamat dari HaPenya.

Pukul 7.59..
"Fyuh, semenit aja aQ terlambat, percuma dech aku berangkat..". SEgera dia ayunkan kakinya menuju tempat dia bekerja. Yang ternyata Yanu,pathner kerja sekaligus teman dekatnya, sudah menunggunya dari tadi.
"Tumben loe terlambat Nid?"
"huh, iya nich,,, langit hari ini benar2 menipu.."
"menipu gimana?"
"mendung gini, kirain masih pagi, untung ada smz yang mbangunin aQ, tapi ga tau dari capa..."
"Penyelamatmu donk, kenapa ga tau dari capa?"
"Belom sempat mbuka ox, palagi mbales,, ntar t Liat duLu.."
sibuk Nida mengutak-atik HaPenya, dah...
"ealah,,, dari Qmu tho? hohoho,,...."
"kok ga di bales?"
"dah ketemu gini, ngapa di bales, ngomong langsung aja bisa kok,,, " jawab Nida sembari tertawa.
Ada perasaan lain yang singgah di hati Yanu saat itu, entah, Yanu beLom begitu memahami. Tapi terLihat Yanu sangat menikmatinya.
"Nid, ntar puLang bareng ya?"
"Tumben loe,,, hahaha,,, OKElah. Apasih yang enggak bt kamu say.." jawab Nida, ternyata mampu menggoda batin Yanu.

Jam puLang akhirnya datang juga, Yanu segera menghampiri Nida, "ayo Nid puLang...."
"ya ellah nie anak, nembe ae jam 4 tett, mang mau kemana siy?"
"ada dech,,,ntar juga tau".
"Nida pengen tau sekarang, kaLo ga sekarang Nida ga jadi puLang bareng Yanu aja.."
"Iya, ntar Qta ke Gramed, sama dinner,,,"
"nah, gt dunk, jeLas,,, bentar, tak packing duLu.."
"Oke t tunggu di parkiran ya.."
"siipp..", sekilas Nida merasa ada yang beda dengan tingkah Yanu akhir-akhir ini.
"ah sudahlah, Yanu kan dah punya cewek.." Segera Nida membereskan meja kerjanya dan menyusuL Yanu keLuar.

Tak ada obrolan aneh selama perjalanan tersebut, mereka asyik menikmati Riuhnya jalanan kota sore itu. Dibalik keceriaan itu, ada haL yang mengganjal di pikiran mereka masing-masing. Yanu menyadari, meski Long Distance, Telah banyak pengorbanan, Penantian dan kesetiaan yang diberikan Fitri, kekasihnya. Akankah ia membalas dengan gejoLak kecil saat ini. "tidak,, aku menghormati mu sayank,,,"bisik Yanu dalam hati.
Tak lain tak beda hal itu juga yang dirasakan Nida, meski belom kenal dengan Fitri, Nida yakin, Fitri cewek yang baik. Tak usah ia bermain api kaLo takut terkena panasnya.

Jumat, 04 Juni 2010

Dalam Diam

Disetiap keheningan maLam, dibawah naungan Lampu dian di daLam kamarku, aku berfikir dan terus berfikir, sudah benarkah yang kulakukan hari ini, hanya dengan memikirkanmu? hanya dengan memperhatikan setiap tingkah dan poLahmu? huh, betapa cinta itu terlalu menyiksa. Dari biLik kamar sebeLah, kamar adik perempuanku. SekiLas aku mendengar, begitu asing di telingaku, hmm Lagu baru,,,

.....

Diam-diam diam-diam
Hatiku memilihmu menjadi pacarku

[*]

Diam-diam aku mengagumimu
Diam-diam aku merindukanmu
Diam-diam diam-diam
Hatiku memilihmu menjadi

Back to [*]

Dari dulu hatiku
Memilih kamu untuk jadi kekasih hatiku
Dari dulu hatiku
Memilihmu untuk

[**]

Diam-diam aku memikirkanmu
Diam-diam aku mengkhayalkanmu
Diam-diam diam-diam
Aku tergila-gila padamu

Back to [**]


Diam-diam diam-diam
Aku diam-diam
Diam-diam diam-diam
Hatiku memilihmu menjadi

Diam-diam diam-diam
Diam-diam diam-diam
Diam-diam diam-diam
Diam-diam diam-diam
Diam-diam diam-diam

Dari dulu hatiku
Memilih kamu ‘tuk jadi kekasih hatiku
Dari dulu kumau
Memiliki kamu ‘tuk selama

Ternyata Lagu barunya Ahmad Dani, yang sedang Hot saat ini. Ah tidak,,, aku tak ingin tinggal diam. Aku harus meLangkah maju. Tidak boLeh hanya mengkhayaLkanmu. Aku harus berjuang untuk mendapatkanmu. HARUS...!!!!!


Free Download Mp3 Gratis Lagu Indonesia.

Senin, 31 Mei 2010

Lembayung Senja : Kembangpun Bermekaran

Musim semi datang, tunas-tunas bermunculan. Pohon kering menjelma menjadi pohon yang rupawan. Daun hijau, lebat, tinggi menjulang. Terlihat sangat rindang membuat burung- burung riang berdendang atau sekedar membuat sarang. Kiranya seperti itulah suasana hati Nay saat itu. Ketika insan itu datang didalam hari-harinya, Nay begitu menikmati. Kepiawaiannya menorehkan warna me-ji-ku-hi-bi-ni-u membuat Nay takluk dan mengaguminya. Tersimpan sangat dalam dan tak mungkin terhapus oleh waktu. Disebuah distro tempat Nay bekerja Dimas datang. Dengan wajah sayu dia mengutarakan maksud kedatangannya sore itu.

“dik, semua urusan kakak di Semarang dah kelar, kakak mau pamit pulang ke Bumiayu..”
“apa benar urusan kakak di Semarang sudah selesai? semuanya....”, sergah Nay harap-harap cemas. Apakah pendekatan yang dilakukannya selama ini hanyalah sebuah hiburan. 4 bulan mereka bersama, apakah hanya kata itu penutup perjumpaannya.
“benar dik, kakak akan pulang besok, dan entah kapan bisa bertemu kamu lagi...”, jawabnya tanpa beban.
Semakin nay merasa tak karuan, dadanya mulai terasa sesak, sulit untuknya berbicara lagi, akankah dia kehilangan sosok kakak yang mau membagi sayang kepadanya.
“adik ga usah sedih kakak pergi, kita kan masih tetap bisa telpon atau smsan...” lanjutnya berusaha menentramkan.
Nay tetap terdiam, otaknya sudah dipenuhi airmata yang sengaja dia tahan agar tak ambyar di hadapan sang pujaan.
“Lihat mata kakak, kakak sedang bicara sama adik.” Sejenak Dimas menghela nafas dan, “Maukah adik menjadi pacar kakak?”
Tangisan haru mewarnai kebahagiaan Nay dikala itu. Untuk pertama kalinya Nay menyematkan insan benar- benar tepat di singgasana hatinya.
“iya, adik mau jadi pacar kakak”. Pelangi mewarnai hatinya.
“Dialah rajaku, titahnya adalah perintah buatku. Kebahagiaanya akan selalu menjadi kebahagiaanku. Takkan pernah terfikir sedetikpun membuatnya meragukan cintaku”, batinnya dg haru.

Cinta Nay pada Dimas tumbuh dari sebuah biji kecil yang ditanam lahan subur kasih sayang. Hanya ada rasa butuh dan sayang saat Nay menerima cintanya. Tapi dengan siraman komunikasi serta kesetiaan, tak lupa pula pupuk pengertian, perhatian, kepercayaan dan kejujuran. Mereka cabuti rumput- rumput keegoisan dan gulma malapetaka yang hanya akan membawa kesedihan. Pohon cintanya tumbuh subur, besar kokoh dan rindang seiring berjalannya waktu. Berharap takkan ada badai yang mampu mengoyakkan cinta mereka.

Kepulangan Dimas tetap tak bisa ditunda. 12jam setelah pertemuan sore itu, sebelum kepulangannya, Dimas mampir kerumah Nay.
“kakak pulang pagi ini, adik jaga diri baik- baik ya?”
“ga bisakah kakak pulang nunggu matahari terbit?”
“tidak sayang, kakak pulang jam segini supaya ga kepanasan dijalan, hitung aja perjalanan 5jam, brarti ntar kakak mpe rumah jam berapa?”
Nay menghitung jarinya, “lima,enam,tujuh,delapan,sembilan,,, jam sembilan ya kak? Ywadah, kakak hati2 di jalan,inget maen ke semarang lagi ya..”
“iya sayank, kakak usahain. Kalo gitu, kakak pamit sekarang ya? Assalamu’alaikum,,”
“wa’alaikumsalam.....” jawabnya mengantar kepulangan Dimas. Terasa ada yang hilang dalam diri Nay.
“ah, sudahlah, ini hanyalah sementara....” batinnya mendamaikan diri.

bersambung...